Opini  

“Budaya Jual Beli Penghargaan”

Oleh : Gok Ras, 20 Juni 2025

Dalam era modern ini, kita sering menyaksikan fenomena yang cukup memprihatinkan, yaitu budaya jual beli penghargaan demi kepentingan diri. Penghargaan yang seharusnya menjadi simbol pengakuan atas prestasi dan dedikasi seseorang atau organisasi, kini menjadi komoditas yang dapat dibeli dengan uang atau cara lain yang tidak sah.

Budaya jual beli penghargaan ini sungguh merupakan pembodohan masyarakat. Masyarakat yang seharusnya dapat mempercayai dan menghormati penghargaan yang diberikan, kini menjadi skeptis dan meragukan keabsahan penghargaan tersebut. Penghargaan yang seharusnya menjadi motivasi bagi orang lain untuk berprestasi dan berdedikasi, kini menjadi simbol kegagalan sistem dan kehilangan integritas.

Dampak negatif dari budaya jual beli penghargaan ini sangat luas. Pertama, penghargaan yang diperoleh dengan cara tidak sah tidak akan memiliki nilai yang sebenarnya. Kedua, budaya ini dapat merusak moral dan etika, karena orang atau organisasi yang melakukan jual beli penghargaan akan merasa bahwa mereka dapat memperoleh penghargaan tanpa harus berusaha keras. Ketiga, budaya ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem penghargaan dan membuat masyarakat menjadi skeptis terhadap penghargaan yang diberikan.

Untuk mengatasi budaya jual beli penghargaan ini, perlu dilakukan perubahan dalam sistem penghargaan. Pertama, proses seleksi dan penilaian harus dilakukan secara objektif dan transparan. Kedua, kriteria penilaian harus jelas dan spesifik. Ketiga, penghargaan harus diberikan berdasarkan prestasi dan dedikasi yang sebenarnya, bukan berdasarkan kemampuan finansial atau hubungan pribadi. Dengan melakukan perubahan ini, integritas penghargaan dapat dipertahankan, dan penghargaan dapat menjadi simbol pengakuan yang sebenarnya atas prestasi dan dedikasi.

Opini ini tidak ada sangkut paut atau menjatuhkan siapapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ojo Copast Cok !!